27.2 C
Jakarta
22 November 2024 - 00:45
PosBeritaKota.com
Syiar

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal, ‘Lorong Sunyi Menuju Tuhan’

OLEH : PROF. DR. KH. NASARUDDIN UMAR, MA

SUNGGUH Allah subhanahu wata’ala Mahabesar sehingga para hamba-NYA menemukan berbagai akses untuk mendekati-NYA. Bahkan, sebanyak itu jalan untuk menghampiri diri-NYA. Allah subhanahu wata’ala betul-betul Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ia telah membentangkan banyak jalan untuk mendekati diri-NYA. Di antara berbagai jalan itu dapat dikategorikan tiga jenis jalan, yaitu jalan Makrifat (Cognitive), jalan Ibadah (Devotion) dan jalan Amal (Activity).

Lorong Makrifat banyak digunakan para Salik atau lebih populer dengan jalannya para Sufi atau kaum Tarekat. Jalan ini menuntut pemahaman yang mendalam dan komprehensif. Jalannya pun tidak datar, tetapi kadang berliku dan turun naik.

Para penempuh jalan itu dituntut untuk sabar dan istiqomah. Ia juga konsisten untuk terus mencari ilmu (bathin), baik melalui pembimbing (Mursyid) maupun melalui penekunan olah bathin (Riyadhah) untuk meraih inspirasi cerdas dari langit (Divine Knowledge).

Tidak ada ketentuan berapa lama seseorang harus mencari ilmu guna meningkatkan martabat keilmuannya. Orang-orang yang mencapai Makrifat bertingkat-tingkat. Ada yang masih dalam kategori standar (awam), ada yang sudah level menengah (Khawas) dan ada pula yang sampai ke level yang lebih tinggi (Khawas al-Khawas).

Lorong ibadah lebih menekankan aspek praktik Ubudiah formal semacam memperbanyak ibadah Mahdhah seperti shalat, puasa, shalawat dan dzikir. Para penemuh jalan ini lebih banyak mendalami hukum-hukum Fikih untuk terhindat dari hal-hal yang terlarang, membatalkan ibadah dan untuk menyempurnakan ibadah-ibadah khusus mereka.

Adapun yang dijadikan ukuran untuk menilai kadar kesalehan seseorang ditentukan dari pengalaman Syariah. Semakin kuat ibadah seseorang semakin tinggi martabat sosial-spiritual orang itu. Sungguh pun pintar atau banyak amal sosialnya, tetapi kadar ibadah Mahdhahnya rendah, maka seolah tidak diakui.

Lorong amal lebih menekankan aspek amal sosial. Sehebat apa pun ibadah Mahdhah atau ke dalam Makrifat seseorang, tetapi tidak memiliki amal sosjal yang cukup, hanya dianggap sebagai kesalehan individual, bukannya kesalehan sosial.

Kelompok ini percaya betul bahwa kriteria keberagaman seseorang sesuai dengan firman Allah subhanahu wata’ala di dalam surah Al-Ma’un, yaitu menyelesaikan masalah anak yatim dan fakir miskin. Orang-orang yang saleh secara individual tapi tidak memiliki kesalehan sosial dikategorikan sebagai kelompok tradisional yang dianggapnya kurang relevan lagi untuk menjawab realitas sosial.

Antara satu kelompok dan kelompok lain tidak perlu saling melemahkan, tetapi mestinya dianggap sebagai sebuah kekayaan spiritual yang dianugerahkan Tuhan kepada hamba-hamba-NYA. Mungkin di antara mereka ada yang tidak bisa malalui jalur Makrifat karena tidak punya waktu, apalagi sebagai pekerja profesional yang waktunya banyak tersita dengan pekerjaannya.

Ia juga tidak bisa menjadi praktisi ibadah Mahdhah yang konsisten karena tuntutan dan volume pekerjaannua sangat tinggi. Ia hanya bisa menempuh jalan amal dengan membamgun sarasana dan prasarana sosial keagamaan seperti masjid, pondok pesantren, panti asuhan dan lain-lain.

Mungkin juga ada orang yang tidak kuat secara ekonomi dan lemah dari segi kognitif, tetapi bisanya dengan jalan ibadah. Tidak perlu saling melemahkan satu sama lain. Yang penting semua penempuh lorong-lorong spiritual itu harus mengindahkan aspek Fardhu’ain dalam Islam sebagaimana diformulasikan oleh para Fugaha.

Inilah yang dimaksud dalam adagium : Man tafaqqaha wa lam yatashawwaf faqad tafassaka, wa man tashawwafa wa lam yatafaqqah faqad tazandaq, wa man jama’a baina huma faqad tahaqqaqa (Barang siapa yang berfikih tanpa bertasawuf, maka ia fasik. Barang siapa yang bertasawuf tanpa berfikih maka ia zindiq dan barang siapa yang menggabungkan keduanya maka ia benar). (***)

Related posts

BUKAN HANYA JALAN UNTUK KEBAIKAN, USTADZ NUR ALI UNGKAP BAHWA KEBATILAN ITU JUGA DILAKUKAN SECARA BERKELOMPOK

Redaksi Posberitakota

Bagaimana Soal Harta Kita yang Sesungguhnya? Perlu Disiapkan untuk Kehidupan Sesudah Kematian

Redaksi Posberitakota

KARENA BISA MENGGANGGU KEKHUSYUKAN, DISIPLINKAN ANAK SAAT IKUT SHOLAT BERJAMAAH DI MUSHOLA ATAU MASJID ITU PENTING

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang