27.4 C
Jakarta
24 April 2024 - 08:03
PosBeritaKota.com
Syiar

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal, MENGUATKAN TELINGA BATIN (SAMA’)

OLEH : PROF. DR. KH. NASARUDDIN UMAR, MA

PARASalik‘ yang sudah sampai pada tahap pendengaran spiritual yang sensitif sudah mampu memahami kalau bunyi-bunyian alam sesungguhnya tidak lain adalah Sama‘ yang menghaluskan jiwa dan menenangkan pikiran. Apapun yang didengar telinga, sesungguhnya itu tidak lain adalah musik makrokosmos, musik alam raya.

Bunyi deru ombak di laut, gemercik air sungai, gesekan dedaunan, nyanyian burung-burung malam dan suara guntur pun semuanya menyampaikan pesan Tuhan. Para ‘Salik‘ harus membiasakan telinganya untuk lebih sensitif, suara-suara yang tidak melalui gendang-gendang telinga, tetapi langsung ke pusat saraf.

Dalam salah satu ayat pernah disebutkan Allah subhanahu wata’ala dalam QS. Fathir/35 ayat 1: Allah menambahkan pada ciptaan-NYA apa yang dikehendaki-NYA. Dalam kitab tafsir Mafatihul Ghayb Fakhruddin al-Razi, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan keutamaan tambahan pada ayat ini adalah suara yang bagus (as-shaut al-hasan).

Nilai-nilai keindahan dan kebaikan mendapatkan tempat yang positif di dalam Al-Qur’an, seperti diisyaratkan dalam QS. al-A’raf/7 ayat 32 : “Katakanlah : Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-NYA untuk hamba-hamba-NYA dan (siapa pulakah yang mengharamkab) rezeki yang baik?”

Sindiran Al-Qur’an terhadap suara yang tidak memiliki unsur keindahan dan kasar adalah suara keledai, dinyatakan dalam QS. Luqmab/31 ayat 19 :Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”.

Suara keledai terkenal keras dan tidak beraturan. Agaknya memamg seni dan musik tidak banyak disinggung di dalam Al-Qur’an. Tetapi, Al-Quran itu sendiri melampaui karya seni terbaik sekalipun. Baik pada masa turunnya maupun pada zaman-zaman sesudahnya. Salah satu mukjizat Al-Qur’an ialah keindahan dan ketinggian nilai seni-sastra dan bahasanya yang amat tinggi dan menakjubkan.

Selain Al-Qur’an juga ditemukan beberapa hadist menerangkan musik dan seni suara mempunyai arti penting di dalam kehidupan manusia. Para Nabi yabg diutus oleh Allah SWT semuanya memiliki suara yang bagus, sebagaimana hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Tarmizi dan Qatadah : “Allah tidak mengutus seorang Nabi melainkan suaranya bagus”.

Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam dalam beberapa riwayat memberikan dukungan terhadap musik dan seni suara, antara lain; cerita ‘Aisyah tentang dua budak perempuan pada hari raya ‘Id (Idul Adha) menampilkan kebolehannya bermain musik dengan menabuh rebana.

Sementara, Rasululah bersama dirinya menikmatinya. Abu Bakar tiba-tiba datang dan membentak kedua pemusik itu, lalu Rasulullah menegur Abu Bakar dan berkata : “Biarkanlah mereka berdua hai Abu Bakar karena hari-hari ini adalah hari raya”.

Riwayat lainnya ‘Aisyah pernah mengatakan : “Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan menutupiku dengan serbannya, sementara aku menyaksikan orang-orang Habsyi bermain di masjif”. Lalu, Umar datang dan mencegah mereka bermain di masjid, kemudian Rasulullah berkata : “Biarkan mereka, kami jamin keamanan wahai Bani Arfidah“. Kedua hadist ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim yang tidak bisa diragukan kesahihannya.

Dalam lintasan sejarah dunia Islam, seni musik merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban Islam yang terus dikembangkan. Sudah saatnya juga seni musik dan berbagai bentuk seni lainnya dijadikan media dakwah untuk mengajak orang berhati lembut, berpikiran lurus, berperilaku santun, bertutur kata halus dan menampilkan jati diri dan inner beauty setiap orang.

Orang yang rajin mengikuti Sama‘ diharapkan memiliki kepekaan telinga batin yang dapat menerima suara-suara batin untuk pencerahan umat manusia. Kita teringat Wali Songo yang juga akrab dengan seni di dalam memperkenalkan Islam di lingkungan kerajaan dan masyarakat. (***/goes)

Related posts

Dihadiri Banyak Ulama, MS GURU AANG UJUNG HARAPAN BEKASI Gelar Doa Bersama untuk Mendiang Ustadz Anjarnino Ardianto

Redaksi Posberitakota

BISA DITERAPKAN KE SIAPA SAJA (BAGIAN I), METODE MENGAJAR AL-QUR’AN KATA PERKATA

Redaksi Posberitakota

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, DAMPAK KHALIFAH Over-Masculine

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang