Di Masjid Istiqlal, DR KH ASEP SAEPUDIN Khubah Jum’at Bahas Merawat Kemerdekaan dengan Semangat Nilai Keislaman

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Dalam khutbah Jum’atnya di Masjid Istiqlal Jakarta, Laksma TNI (Pur) Dr KH Asep Saepudin MH selalu khotib membahas permasalahan tentang pentingnya ‘Merawat Kemerdekaan dengan Nilai Keislaman’, 1 Shafar 1445 Hijriyah/18 Agustus 2023 Masehi. Pembahasan tersebut diselaraskan bahwa bangsa dan negara Indonesia yang baru saja memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-78 yang mengambil tema secara nasional ‘Terus Melakukan untuk Indonesia Maju’.

“Seperti kita tahu bahwa makna kemerdekaan adalah keadaan (hal) berdiri sendiri, bebas, lepas, tidak terjajah lagi dan kebebasan. Contohnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa, artinya suatu bangsa yang merdeka adalah bangsa yang bebas dari penjajahan. Bangsa Indonesia pernah mengalami penjajahan selama 350 tahun oleh Belanda dan 3½ tahun oleh Jepang,” ujar KH Asep Saepudin, mengawali khutbahnya.

Namun begitu, menurutnya, kini negara Belanda dan Jepang sudah menjadi negara sahabat yang bersama-sama Indonesia membangun peradaban dunia yang damai dan sejahtera. Sedangkan melalui perjuangan yang gigih dan pengorbanan rakyat Indonesia yang luar biasa berupa jiwa raga dan harta benda yang dimilikinya pada saat itu, akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 atau 78 tahun yang lalu, Bung Karno dan Bung Hatta atas nama Bangsa Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia.

Selanjutnya, pada tanggal 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia menetapkan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945 Asli, sebelum di Amandemen) sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia. Dalam UUD Tahun 1945 pada Pembukaan UUD 1945 Alinia ketiga yang berbunyi “Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.


Kalimat atas berkat Allah SWT tersebut mengandung makna bahwa kalau bukan berkah dan rahmat Allah SWT kepada bangsa Indonesia sulit Indonesia meraih kemerdekaan. Demikian dalam batang tubuh UUD 1945 Pasal 29 ayat (1) menyatakan bahwa Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, penegasan ini melambangkan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa ber-Ketuhanan Yang maha Esa. Salah satu wujud Bangsa Indonesia ber-Tuhan, adalah mengamalkan ajaran-ajaran Ketuhanan yang di firmankan dalam kitab suci agama masing – masing termasuk diantaranya adalah Umat Islam yang memiliki Kitab Suci Al-Qur’an yang diantara isi Al-Qur’an itu adalah tentang Agama Islam, maka Umat Islam dalam merawat kemerdekaan yang sudah diraih 78 tahun yang lalu, tentunya dapat mengambil pelajaran atau petunjuk bagaimana merawat Kemerdekaan Indonesia, agar terpelihara dan terjaga kelestarian kemerdekaan dan keutuhan NKRI.

Menurut KH Asep Saepudin upaya merawat Kemerdekaan dengan nilai-nilai ke-Islaman antara lain :

  1. Mensyukuri Kemerdekaan yang telah diraih, agar Allah menambah kemerdekaan ini setiap tahunnya, sebagaimana
    Allah SWT telah berfirman:
    وإذ تأذن ربكم لين شكرتم لأزيدنكم ولين كفرتم إن
    عذابي لشديد –
    Artinya: “Dan ingtatlah ketika Tuhanmu memaklumkan. Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka pasti azab-Ku sangat berat” (QS. Ibrahim/14:7).

Sedangkan dari ayat tesebut dapat diketahui bahwa bila Bangsa Indonesia benar-benar bersyukur atas Kemerdekaan ke-78 ini dan seterusnya, maka Allah SWT akan menambah kemerdekaan di tahun-tahun berikutnya, sebaliknya bila Bangsa Indonesia mengingkari bahwa nikmat kemerdekaan ini adalah atas berkah dan rahmat Allah Yang Maha Kuasa, maka niscaya Allah SWT akan menurunkan azabnya yang menyebabkan kehancuran Bangsa
Indonesia.

  1. Memelihara dan meningkatkan iman dan taqwa kepada
    Allah SWT
    ولو أن أهل القرى ءامنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركت من السماء
    والأرض ولكن كذبوا فأخذتهم بما كانوا يكسبون –
    Artinya: “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka
    kerjakan” (QS. al-A’raf/7: 96).
  2. Dalam ayat ini diterangkan bahwa seandainya penduduk yang ada di sebuah negera serta umat manusia seluruhnya beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang-
    Nya, seperti kemusyrikan dan berbuat kerusakan di bumi, niscaya Allah SWT akan melimpahkan kepada mereka kebaikan yang banyak, baik dari langit maupun dari bumi. Nikmat yang datang dari langit, misalnya hujan yang menyirami dan menyuburkan bumi, sehingga tumbuhlah tanam-tanaman dan berkembiaklah hewan ternak yang kesemuanya diperlukan manusia. Disamping itu mereka akan memperoleh ilmu pengetahuan yang banyak serta kemampuan untuk memahami sunnatullah yang berlaku di alam ini, sehingga mampu menghubungkan antara sebab dan akibat.

Dipaparkan lebih jauh KH Asep Saepudin dalam khutbahnya bahwa dengan demikian mereka akan dapat membina kehidupan yang baik, serta menghindarkan malapetaka yang biasa menimpa umat yang ingkar kepada Allah SWT dan tidak mensyukuri nikmat dan karunia-Nya. Penduduk suatu negara yang tidak beriman, mendustakan Allah SWT dan Rasul-Nya, menolak agama yang dibawa Rasul-Nya, melakukan kemusyrikan dan kemaksiatan,
maka Allah SWT menimpakan siksa kepada mereka, walaupun siksa itu tidak sama dengan siksa yang telah ditimpakan kepada umat yang dahulu yang bersifat memusnahkan. Kepastian azab tersebut adalah sesuai dengan sunatullah yang telah ditetapkan dan tidak dapat diubah oleh siapapun selain oleh Allah SWT.

  1. Mengisi Kemerdekaan dengan membangun keseimbangan antara kepentingan dunia dan kepentingan akhirat, dengan berbuat berbagai kebaikan dan yang bermanfaat bagi umat manusia, turut melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, turut serta memajukan kesejahteraan umum, turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dan tidak membuat kerusakan di muka bumi ini, karena
    Allah subhanahu wata’ala tidak suka kepada orang yang suka berbuat kerusakan. Firman Allah subhanahu wata’ala :
    وابتغ فيما ،اتنك الله الدار الأخرة ولا تنس نصيبك
    من الدنيا وأحسن كما أحسن الله إليك ولا تبغ
    الفساد في الأرض إن الله لا يحب المفسدين –
    Artinya: “Dan carilah (Pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugrahkan Allah SWT kepadamu, tetapi janganlah kamu lupa bagianmu di dunia, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah SWT telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh Allah SWT tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan” (QS. al-Qashas/28: 77).

“Demikianlah khutbah Jumat ini, semoga menjadi tadzkirah bagi kita yang sedang menikmati suasana Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-78 di tahun 2023 ini. Harapannya, semoga Allah subhanahu wata’ala menolong kita agar dapat mengisi Kemerdekaan ini dengan bingkai ketauhidan,” tutup KH Asep Saepudin dalam khutbahnya di hadapan tidak kurang 20 ribuan yang memadati masjid terindah, termegah serta terluas di kawasan Asia Tenggara tersebut. © [RED/AGUS SANTOSA]

Related posts

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, MERAMU IKHLAS dari Wafatnya Orang yang Terkasih

Kajian Jumat Pilihan di Masjid Istiqlal Jakarta, AKHLAK Terhadap yang Lemah & Susah

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, MAKNA ESOTERIS Kumandang Adzan