PosBeritaKota.com
Syiar

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘AL-RAHIM Sebagai Induk Al – Asma’ Al – Husna

OLEH : PROF DR KH NASARUDDIN UMAR MA

NAMA al-Rahman adalah simbol Kemahapengasihan Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana ditegaskan dalam ayat di atas. Sifat ini menunjukkan betapa Allah subhanahu wata’ala dan seluruh makhluk-NYA tidak bisa dipisahkan. Siapapun dan apapun makhluk-NYA pasti merasakan efek kasih sayang Allah subhanahu wata’ala.

Apakah benda mati atau benda hidup, alam gaib dan alam syahadah, semuanya mendapatkan rahmat-NYA. Sungguhpun makhluk-NYA kafir dan menghina diri-NYA seperti iblis dan para pengikutnya tetap ia mendapatkan rahmat-NYA.

Dari segi inilah Ibnu Arabi pernah menyatakan dalam kitab Futuhat al-Makkiyah semua orang pada saatnya akan masuk ke dalam surga, sungguhpun mereka tidak pernah melakukan kebaikan. Allah subhanahu wata’ala menciptakan seluruh makhluk-NYA dengan cinta dan karenanya segenap makhluk-NYA pasti akan mendapatkan kasih-NYA.

Sifat al-Rahman adalah kasih sayang bersifat generik yang diberikan Allah subhanahu wata’ala kepada seluruh makhluk-NYA. Sedangkan al-Rahim adalah kasih sayang-NYA yang ‘spesial‘ dikhususkan kepada hamba-NYA yang khusus pula atau menurut istilah Ibn Ajibah, al-Rahman adalah rahmat Allah subhanahu wata’ala bersifat universal (ni’mah al-ijad) dan al-Rahim bersifat spesifik (ni’mah al-imdad).

Kelompok yang akan mendapatkan kasih sayang al-Rahim analoginya ialah mereka yang sudah melewati anak tangga pertama. Orang-orang yang akan mendapatkan rahmat rahimiyah Allah subhanahu wata’ala ialah mereka yang sudah sampai ke maqam sosial dan spiritual yang lebih tinggi, yang memang wajar untuk mendapatkannya Allah subhanahu wata’ala memang Maha Pengasih, tetapi juga Maha Adil yang tentu tidak menyamakan antara orang – orang yang telah menempuh perjuangan panjang dan maha sulit dengan orang-orang yang tidak melakukan usaha apapun.


Soal berapa lama hamba-NYA akanberada di dalam rahmat rahmaniyyah baru hijrah ke rahmat rahimiyyah, hanya Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Tahu. Yang pasti bahwa penetapan al-Rahman dan al-Rahim sebagai induk nama-NYA (umm al-asma‘) yang diisyaratkan dengan pemberian nama itu menempel pada kata basmalah ditambah pengulangan penyebutannya begitu banyak, mengisyaratkan bahwa Allah subhanahu wata’ala lebih menonjol sebagai Maha Pengasih dan Penyayang dibandingkan sebagai Maha Penghukum dan Maha Pendendam (al-muntaqim). Kenyataan ini memberikan rasa optimisme kepada siapa pun hamba-NYA yang pernah melakukan kekeliruan dan kesalahan untuk segera kembali (tobat) kepada-NYA.

Namun, orang-orang yang mendapatkan rahmat rahmaniyyah berusaha menghindari dosa karena takut disiksa di neraka. Sedangkan orang-orang yang mendapatkan rahmat rahimiyyah berusaha menghindari dosa karena takut tersiksa dengan rasa malu terhadap Allah Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Orang yang tobat lalu menjauhi dosa karena takut tersiksa dengan neraka biasa disebut tobat inabah (inabah). Sedangkan orang yang tobat lalu menjauhi dosa karena takut tersiksa dengan rasa malu kepada Tuhan biasa disebut tobat istijabah (istijabah). Orang yang istijabah lebih tersiksa rasa malu kepada Tuhannya dibandingkan panasnya api neraka. Semoga kita mendapat rahmat rahimiyyah-NYA. [***/goes]

Related posts

Program Hikmah di Istiqlal, USTADZ H MULYADI SE.I Kupas Soal ‘Monumen Kehambaan’

Redaksi Posberitakota

Belajar dari Kisah Wafatnya Abu Thalib, Ada 3 Penghalang Hidayah

Redaksi Posberitakota

ISI TA’LIM BA’DA MAGHRIB, USTADZ HM MAKHTUM TAUSIAH TENTANG WAKTU-WAKTU SHOLAT FARDHU KE JAMAAH MASJID JAMI AL-IKHLAS RW 025 VGH KEBALEN BEKASI

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang