Marah Berpotensi Jadi Pencetus Stroke, LINDA GUMELAR : “Pemerintah Wajib Libatkan Peran Masyarakat”

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Seperti diketahui bahwa bencana otak atau serangan stroke di Indonesia melanda atau menyerang lebih dari 2,1 juta orang yang berusia 15 tahun ke atas. Tak ayal akibat dari situ malah menjadi penyebab mati bagi kehidupan seseorang.

Oleh karenanya, menurut Linda Amalia Gumelar yang merupakan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak dalam ‘Kabinet Indonesia Bersatu’, mendesak Pemerintah wajib kerjasama melibatkan lembaga kemasyarakatan di dalam menangani bencana otak atau stroke. Sebab jika tanpa upaya ke arah itu, mustahil bisa maksimal dilakukan, dikarenakan oleh keterbatasan kemampuan.

“Menurut hemat saya, Pemerintah harus melibatkan lembaga kemasyarakatan,” tegas Linda Gumelar, di Kantor Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) Menara Kuningan, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Sabtu (20/1/2024).

Kehadiran Linda Gumelar di acara tersebut, didampingi jajaran dewan pembina, dewan pengawas Yastroki yang terdiri dari Prof Dr dr Teguh Ranakusuma, Mayjen (Purn) Eddy Rate M SH MH serta Ketua Umum Mayjen (Purn) Dr dr Tugas Ratmono SpN MARS MH.

SETAHUN NAIK RP 1 TRILIUN

Sedangkan Kementerian Kesehatan mencatat populasi stroke di Indonesia, yakni berdasarkan hasil diagnosis dokter pada tahun 2018 lalu, jumlah totalnya mencapai 2.120.362 jiwa.

Namun pengeluaran untuk biaya pengobatan dan perawatan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kes) belakangan ini, setahun naik Rp 1 triliun. Tahun sebelumnya sekitar Rp 2 triliun, menjadi kisaran Rp 3 triliun.

Dijelaskan Dr Tugas bahwa stroke itu sendir serupa dengan matinya kehidupan. Bahkan bisa mengalami penderitaan yang berlangsung hingga menahun lamanya. Selain itu juga berisiko kehilangan keleluasaan aktivitas di dalam maupun di luar rumah.

Risiko lainnya adalah terpaksa diberhentikan sebagai tenaga kerja. Kemudian untuk pencetusnya bisa karena stres dan ditandai dengan gampang marah-marah, sehingga sangat berpotensi terkena serangan stroke itu sendiri.

“Saya malah kena stroke karena dipincu sering marah-marah saat bekerja,” ucap Suhadi, penyintas atau orang yang berhasil keluar dari serangan stroke.

Dikisahkan bahwa langkah kaki Suhadi mengalami kekakuan otot. Hal serupa juga sudah banyak ditestimonikan (kemukakan-red) oleh sejumlah penyintas stroke yang lain.

INDONESIA RAMAH STROKE

Kehadiran sosok Linda Gumelar berkaitan dengan rangkaian peringatan HUT ke-35 yang mengangkat tema : ‘Yastroki Menuju Indonesia Ramah Stroke’.

Tak ketinggalan sejumlah kalangan yang menjadi mitra pun, turut hadir dalam acara tersebut. Mereka datang dari unsur produsen obat, penyelenggara layanan kesehatan, organisasi profesi kedokteran dan juga organisasi non Pemerintah. Mereka berkolaborasi untuk meminimalisir problem bencana otak, seperti dari Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia (KREKI), Yayasan Kreshna dan Yayasan Jakarta Weltevreden. © (RED/REL/AGUS SANTOSA)

Related posts

Yapena Rayakan Hari Anak Sedunia,      HJ ERNA SANTOSO Sekaligus Santuni Sekolah PAUD Gratis di Pisangan Baru Jaktim

Gonjang-ganjing Lagi, RATUSAN ANGGOTA PARFI Sampaikan Mosi Tidak Percaya Atas Kepemimpinan Alicia Djohar

Di Kalangan Personil, POLDA METRO JAYA Terapkan Pendekatan Holistik & Strategis dalam Menangani Judi Online