Awas Kebobolan Izin, APARAT TERKAIT Harus Batalkan Acara ‘Rising The Queen’ di Bekasi Junction Mall

KOTA BEKASI (POSBERITAKOTA) – Mumpung masih ada waktu tiga hari kedepan, aparat terkait dari Kepolisian maupun Pemkot Bekasi, harus bersikap tegas untuk membatalkan rencana digelarnya acara ‘Rising The Queen‘. Awas jangan sampai kebobolan dalam soal perizinan.

Sedangkan acara ‘Rising The Queen’ itu sendiri, sedianya bakal digelar Kamis (26/9/2024) mendatang, bertempat di Bekasi Junction Mall, Jalan Insinyur H Juanda No 141 Bekasi Timur, Kota Bekasi.

Seperti diketahui acara tersebut merupakan ajang kontes para waria (banci) atau secara umum disinyalir melibatkan kaum LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual dan Transgender). Pastinya, kasus yang pernah menimpa di sebuah hotel kawasan Jakarta Pusat, jangan sampai menular ke Kota Bekasi.

Salah satu unsur lembaga kepemudaan di wilayah Bekasi Timur, yakni PP (Pemuda Pancasila) secara tegas menolak. Bahkan, mengecam keras jika acara tersebut, bisa lolos digelar. Pihak terkait pemberi izin harus siap-siap dipanggil aparat kepolisian setempat.

Sekretaris PAC Pemuda Pancasila (PP) Bekasi Timur yang juga dikenal sebagai pengurus DPK KNP Kecamatan Bekasi, Fiki Mohi, menduga ada pihak yang sengaja ingin merusak kenyamanan dan ketentraman Kota Bekasi, melalui kegiatan yang sama sekali tidak ada unsur atau manfaat positifnya.

“Yang pasti, kegiatan semacam itu dapat mencederai julukan Kota Bekasi sebagai Kota Patriot, karena didirikan oleh pejuang dan termasuk barisan ulama maupun santri. Jadi, tolong hentikan kegiatan yang berbau kaum Sodom,” tegas Fiki melalui keterangan tertulisnya yang diterima POSBERITAKOTA, Selasa (24/9/2024).

Hal senada juga disuarakan Ustadz Abu Fayadh. Pihaknya bakal menggagalkan acara yang sama sekali bertolak belakang dengan karakter Kota Bekasi. Bahkan, kalau perlu siap membawa puluhan massa, tentu saja untuk melakukan aksi penolakan.

Kota Bekasi ini didirikan oleh tokoh nasional pejuang kemerdekaan yakni Al Magfurulloh KH Noer Ali Rahimahulloh. Pendiri Pondok Pesantren At-Taqwa dari Babelan Kabupaten Bekasi,” tegasnya.

Sementara itu di Kota Bekasi, juga ada ulama besar seperti KH Muhammad Muhajirin Amsyar dari wilayah Bekasi Timur. Beliau dikenal sebagai pendiri Pondok Pesantren An-Nida’ Al Islami Kampung Mede.

“Pokoknya, jangan sampai deh, Kota Bekasi dikotori oleh kegiatan atau ajang semacam itu. Apalagi bisa merusak kaidah agama dan moralitas anak-anak muda di Kota, Bekasi khususnya. Naudzubillah Mindzalik,” ucap Ustadz Abu Fayadh, mengingatkan. ® RED/GOES

Related posts

Sediakan Hadiah Total Rp 420 Juta, BANK DKI Dukung Pelaksanaan Ajang Pemilihan Abang & None Jakarta 2024

Di Pondok Kopi & Kalimalang Jaktim, PJ GUBERNUR HERU BUDI Menegaskan Komitmen Perkuat Layanan Air Perpipaan

Ke Korban Kebakaran di Polugadung, TIM DOKTER POLRES JAKTIM Beri Pelayanan Kesehatan Gratis