JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Sebagai sahabat lama dan sekaligus kawan seperjuangan, Letnan Jenderal (Letjen) TNI Marinir (Pur) Suharto, tak hanya bangga dan ikut berbahagia manakala mengetahui bahwa Jenderal TNI (Hor) Prabowo Subianto terpilih sebagai Presiden RI yang ke-8. Bahkan telah dilantik secara resmi di Gedung DPR/MPR RI pada 20 Oktober yang baru lalu.
Melalui wawancara eksklusif di kediamannya yang berada di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (31/10/2024) – Letjen TNI Marinir (Pur) Suharto bersedia saat diminta untuk memberikan pandangan mengenai visi & misi pemerintahan yang baru. Padahal, saat ini mengaku kesehatannya sedikit menurun dan tidak terlalu aktif mengikuti Pemilihan Presiden 2024.
Seperti diketahui bahwa Letnan Jenderal TNI Marinir (Purn) Suharto, lahir pada 2 Desember 1947. Beliau adalah seorang tokoh militer terkemuka Indonesia dengan pengalaman luas dalam bidang pertahanan dan keamanan. Beliau pernah menjadi Komandan Korps Marinir ke-12 dan memainkan peran penting dalam pengembangan dan penguatan Angkatan Laut Indonesia yang begitu dikenal dengan sikap profesionalisme dan dedikasinya dalam mengemban tugas.
Selain itu lagi, Suharto adalah putra seorang prajurit TNI Angkatan Darat berpangkat Pembantu Letnan Satu, dimana terakhir menjabat sebagai Komandan Koramil di Padang Bulak Tanding, Sumatera Selatan. Berkat pengaruh dari latar belakang keluarga justru membentuk komitmennya untuk melayani bangsa. Beliau juga menyelesaikan pendidikan di Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke XV pada tahun 1969. Kemudian, melanjutkan pendidikan di Sekolah Staf & Komando Angkatan Darat (Seskoad) dan Sekolah Staf & Komando ABRI (Sesko ABRI) pada tahun 1992.
Diungkapkan Suharto bahwa bagian paling menggugah hati dari pidato Prabowo Subianto (Presiden RI) adalah penekanan pada kemandirian bangsa dalam bidang ekonomi dan pertahanan. “Saya melihat bahwa Pak Prabowo menunjukkan tekad yang kuat untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mampu berdiri di atas kaki sendiri (mandiri-red),” tuturnya, membuka obrolan dengan santai.
Bahkan dalam wawancaranya, Suharto juga menyoroti visi dan misi yang disampaikan Prabowo, karena tekadnya ingin meningkatkan kesejahteraan rakyat. “Jadi, fokus beliau pada pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, jelas sangat relevan sekali. Dan, saya yakin Indonesia kedepan bakal lebih maju serta masyarakat akan merasakan perubahan nyata,” imbuh Suharto.
Terkait bagaimana komitmen Prabowo untuk memberantas korupsi dan menegakkan supremasi hukum pun, Suharto merasa optimis. “Hal ini merupakan dasar penting bagi terciptanya pemerintahan yang bersih dan berwibawa,” ucapnya, penuh keyakinan.
Pada bagian lain lagi, Suharto juga mengungkapkan rasa bangganya ketika mendengar janji Prabowo untuk memperkuat persatuan dan kebhinekaan. “Tentu sebagai prajurit, beliau mengedepankan kepentingan nasional di atas segala perbedaan,” tegasnya dengan nada penuh keharuan.
Apa yang disampaikan Prabowo dalam pidatonya, dimana menekankan pentingnya cinta Tanah Air dan pengabdian, justru memberikan pesan cukup mendalam. “Hal itu tentu saja menggambarkan seorang pemimpin patriotik yang tulus dan siap bekerja keras untuk masyarakat,” uladls Suharto.
Namun saat disinggung tentang dukungannya terhadap pemerintahan Prabowo Subianto, Suharto pun menjawab secara tegas. “Sebagai seorang warga negara dan sahabat lama, saya jelas tidak akan ragu-ragu untuk mendukung beliau hingga terwujudnya cita-cita bersama saat kami mendirikan Partai Gerindra dulu,” urainya.
Senada dengan Prabowo, Suharto juga berharap agar pemerintahan baru ini dapat segera mengambil langkah-langkah konkrit untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup rakyat. “Maka itu, marilah kita bersatu, bekerja sama dan saling mendukung di dalam menghadapi berbagai tantangan kedepannya,” kata Suharto yang menyihir pesan Prabowo kepada seluruh rakyat Indonesia.
Bicara soal kedekatan yang terjalin melalui berbagai pengalaman mereka bersama di militer. Dimana keduanya telah menunjukkan dedikasi dan pengabdian yang sangat luar biasa. Suharto.sebagai mantan Komandan Korps Marinir (1996-1999), sedangkan Prabowo sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (1995-1998) bisa saling menghormati dan memahami tantangan yang dihadapi bersama oleh angkatan bersenjata dalam menjaga stabilitas nasional.
Yang pasti dalam konteks politik, antara Suharto dan Prabowo seringkali menekankan bahwa kesetiakawanan lebih mahal, daripada sekadar kepentingan politik. Mereka percaya bahwa hubungan yang dibangun atas dasar kepercayaan, integritas dan komitmen untuk kebaikan bersama adalah fondasi yang kuat untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Bahkan, kesetiakawanan ini mencerminkan keyakinan bahwa persahabatan sejati dan solidaritas antar sesama prajurit yang harus tetap dijaga, terlepas dari segala dinamika politik.
Setidaknya, kedua tokoh ini juga menunjukkan bahwa dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab, penting untuk tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok. Tetapi juga mengutamakan kepentingan rakyat, bangsa dan negara.
Harapannya semoga dengan semangat ini, kedekatan mereka berfungsi sebagai contoh bagi generasi mendatang, karena kesetiakawanan dan loyalitas kepada negara harus menjadi prioritas utama dalam setiap langkah maupun setiap keputusan yang diambil.
Dengan kalimat tegas ucapan ‘Selamat Bertugas menjadi Presiden RI’, Suharto menutup wawancara dengan penuh harapan untuk masa depan Indonesia dibawah kepemimpinan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto.
Tentunya sebagai sahabat lama dan kawan seperjuangan, tetap bakal mendukung Prabowo Subianto sebagai Presiden RI yang ke-8. Alasannya? Karena, persahabatan yang kuat dapat menjadi modal utama di dalam menciptakan lingkungan yang positif dan produktif di pemerintahan. ® REL/AGUS SANTOSA