JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Jika terindikasi atau disusupi komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender), ajang Citayam Fashion Week (CFW) yang semakin populer dijadikan tempat nongkrong dan berkreasi para ABG Sudirman, Citayam, Bojong Gede (SCBD) di Dukuh Atas, Jakarta Pusat bakal mendapat reaksi tegas dari sejumlah elemen masyarakat.
Sedangkan reaksi serius dan tegas yang siap turun tangan untuk membubarkannya, bakal datang dari tokoh Betawi, Eki Pitung. Meski di satu sisi sebenarnya memberikan apresiasi positif, namun sikapnya tak bakal tinggal diam, jika momentum fenomena CFW dikotori oleh komunitas LGBT. Sebab, kemunculan LGBT itu sendiri, bisa sebagai bukti kegagalan Pemerintah dalam menjaga generasi anak-anak remaja.
“Secara tegas, saya menolak adanya komunitas LGBT. Kenapa? Karena, anak-anak itu menjadi korban pembiaran dari pengenalan akhlak dan kesantunan. Belum lagi ada kebebasan berekspresi yang salah kaprah. Terlalu vulgar dan berani memunculkan LGBT hingga Narkoba,” tegas Eki Pitung saat dihubungi POSBERITAKOTA, Selasa (26/7/2022).
Dalam penilaiannya, ajang CFW yang saat ini menjadi pusat perhatian di kota besar seperti Jakarta, jelas-jelas bukanlah bentuk dari budaya bangsa Indonesia yang merupakan hasil pengaruh dari media sosial (Medsos), seperti Instagram, TikTok, Facebook hingga YouTube.
“Mensikap fenomena CFW, sungguh sangat prihatin dan menyayat hati kita semua para orangtua. Sebab, pengaruh budaya asing melalui Medsos seperti Instagram, Facebook, TikTok, YouTube, jelas bikin remaja-remaja Indonesia kini sudah kebablasan bahkan cenderung mendistorsi budaya tradisi Indonesia,” katanya, serius.
Oleh karenanya, terkait hal itu Eki Pitung pun bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, akan bertindak tegas mengusir dan menertibkan jika ada remaja yang positif Narkoba. “Harapan saya pibak BNN Provinsi DKI Jakarta pun harus bergerak untuk tes urine semua peserta dan pengunjung Fashion Week di SCBD,” pintanya.
Pada bagian lain lagi, Eki Pitung juga
menghimbau sekaligus meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat khususnya, supaya intens dan tegas kepada anak-anak remaja yang berkelakuan minus seperti LGBT, karena memang keberadaannya dilarang oleh agama dan payung hukum yang ada,” pungkasnya. ■ RED/AGUS SANTOSA