PosBeritaKota.com
Megapolitan

Nonton Yuk! Ada Pameran Karya Seni Rupa Pascareformasi di Galeri Nasional

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Bekerjasama dengan Japan Foundation Asia Center, Galeri Nasional Indonesia menggelar pameran “Resipro(vo)kasi: Praktik Seni Rupa Terlibat di Indonesia Pascareformasi”. Event ini akan digelar 5-19 Oktober 2017.

Kurator pameran, Bayu Genia Krishbie, dalam siaran pers di Jakarta, Minggu (1/10) kemarin, mengatakan pameran ini bermaksud merepresentasikan kecenderungan praktik seni rupa terlibat dalam kurun waktu pascareformasi hingga sekarang. Sebagai praktik penciptaan karya alternatif dari dominasi karya individual berbasis studio.

Menurut Bayu, runtuhnya rezim Orde Baru sebagai “musuh utama” seniman dirayakan dengan beragam ekspresi dan bahasa-bahasa rupa baru yang cenderung ringan, meninggalkan gaya subversif, mengelaborasi isu-isu yang relevan dengan realitas keseharian.

Periode ini juga ditandai dengan berlanjutnya gejala internasionalisasi perupa Indonesia di jejaring seni rupa regional Asia Tenggara dan Asia Pasifik maupun global sebagai efek pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Resipro(vo)kasi dapat dimaknai sebagai “resiprokasi dan provokasi” ataupun “provokasi resiprokal”, yaitu metode komunikasi dan pertukaran gagasan dua arah secara egaliter antara perupa dan publik yang berelasi langsung dalam proses penciptaan karya atau peristiwa seni rupa, disadari atau tidak, seolah saling memprovokasi satu sama lain.

Munculnya kesadaran perupa pada upaya pelibatan publik atau melibatkan dirinya dengan publik dalam proses kreatifnya itu sendiri bermula dari penolakan terhadap elitisme seni rupa, pengkultusan profesi seniman oleh publik, dan keterasingan yang dibangun antara objek seni rupa dan pengunjung di ruang galeri atau museum.

“Eksperimentasi kreatif melibatkan publik secara langsung merupakan salah satu upaya spekulatif memutus keberjarakan ini, meskipun hasilnya bisa jadi justru memunculkan keterasingan baru,” tutur Bayu.

Sejumlah 10 perupa individual dan kolektif akan menampilkan 10 karya dengan pendekatan praktik seni rupa terlibat yang beragam baik medium maupun konteks sosialnya. Karya fotografi, instalasi, objek, dokumentasi video, arsip dan pertunjukan akan dipresentasikan Moelyono (Tulungagung – Yogyakarta), Angki Purbandono (Yogyakarta), Wimo Ambala Bayang (Yogyakarta), Irwan Ahmett (Jakarta), Elia Nurvista (Yogyakarta), Fajar Abadi (Bandung), Vincent Rumahloine (Bandung), Alfiah Rahdini (Bandung), Jatiwangi Art Factory (Majalengka) serta Cut and Rescue (Jakarta). □ Red/Ays

Related posts

Lebih Mahal dari Proyek Pertama, BIAYA MRT Fase 2 Hampir Rp 3 Triliun/KM

Redaksi Posberitakota

Saat Pamitan ke Wartawan Balaikota, ANIES BASWEDAN : “Insya Allah Silaturahmi Kita Tetap Berjalan”

Redaksi Posberitakota

Pengelolaan APBD Dapat Opini WTP dari BPK, DPRD DKI Apresiasi Kinerja Inspektrorat

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang