SLAWI (POSBERITAKOTA) – Sosok Ipuk NM Nur bisa disebut sebagai seniman serba bisa dan peduli pada daerah kelahirannya sendiri. Ia tak cuma piawai dan banyak menulis puisi berbahasa Tegal, tapi karya-karyanya tersebut telah dihimpun dalam Antopologi Puisi Tegalan.
Buku atau kumpulan puisinya itu, pernah diterbitkan lewat karya ‘Angkatan Tegal Tegal’ di tahun 2005 silam. Tak cuma itu, lelaki gaek yang lahir di Tegal, 23 Septembr 1961, diam-diam telah banyak melahirkan karya lagu yang juga berbahasa Tegalan.
Jangan heran jika lagu-lagu ciptaannya, ikut mewarnai dan memperkaya khasanah musik di Kota Tegal khususnya. Apalagi, sejumlah seniman atau penyanyi kelas lokal, melantunkan di panggung-panggung terbuka. Termasuk dalam tanggapan untuk pesta hajatan.
“Kesemua itu, baik karya cipta puisi maupun lagu Tegalan, saya bikin sebagai bentuk kecintaan pada daerah atau tanah kelahiran. Saya sangat konsisten dan setidaknya berharap ingin kedua hal tersebut, bisa terus ada eksistensinya serta berkembang khususnya di Kota Tegal,” paparnya kepada POSBERITAKOTA, Selasa (13/5).
Seniman ulet yang asli kelahiran Desa Mejasem Timur, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, mengaku tak sepenuhnya bangga setelah mengikuti perkembangan jaman. Apalagi tak bisa terbantahkan, di mana kondisi budaya dan kesenian, dihadapkan pada zaman kekinian alias zaman Millenial.
“Mau buktinya? Dalam pergaulan kehidupan saat ini, bahasa daerah seperti terpingirkan dan jarang dipergunakan lagi. Nah, fakta itu tentu bikin saya lebih miris dan prihatin. Bahasa Tegalan boleh jadi bakal terancam punah,” papar Ipuk NM Nur lagi.
Demi menyikapi hal itu, munculah inspirasi Ipuk, terutama untuk membuat Kamus Bahasa Tegalan.
Buku atau kamus tersebut sudah selesai dibuat. Kini, sudah mulai dipasarkan melalui door to door. Bahkan sudah diperkenalkan manakala belum lama ini berkunjung ke Komunitas Penulis Peduli Aliran Sungai.
“Saya ndak akan berhenti untuk memasarkan sekaligus mempopulerkan Kamus Bahasa Tegalan ini kepada masyarakat luas. Meski harus mendatangi komunitas anak muda atau generasi Millenial, juga sejumlah instansi terkait,” tutur dia.
Karena itu sebagai harapannya, Ipuk NM Nur kepengen baik Pemerintah Kota (Pemkot) maupuh Pemerintah Kabupaten (Pemkab), agar memberikan perhatian khusus terhadap para seniman. “Maksudnya, supaya dikembangkan segala potensi yang dimiliki para seniman yang ada. Dengan begitu kan, bahasa Tegalan, tak punah karena tergerus oleh perkembangan zaman,” pungkasnya. ■ RED/CAHYO NG/GOES