PosBeritaKota.com
Megapolitan

Ribuan Warga Tumpah Ruah, ALUN-ALUN KOTA BOGOR Jadi Pilihan Isi Liburan Lebaran

BOGOR (POSBERITAKOTA) – Pada penutupan libur Lebaran (Idhul Fitri 1445 Hijriyah) atau H+5, karena Selasa (16/4/2024) besok anak-anak sudah masuk sekolah dan pegawai menjalani kerja di hari pertama, sejumlah objek wisata di kawasan Jabodetabek mengalami puncak kunjungan.

Situasi tersebut juga terjadi di Alun-Alun Kota Bogor dengan tumpah ruahnya ribuan pengunjung di objek wisata terbuka itu, Senin (15/4/2024) sejak pagi hingga malam hari. Mereka sebagian besar warga lokal sekitar Kota Hujan (Bogor) yang menjadikan pilihan untuk mengisi libur Lebaran bersama keluarga.

Meski ada pula pengunjung yang mengaku datang dari Depok, Bekasi dan Tangerang. Karena mereka bertepatan atau sekalian tengah berkunjung ke keluarga atau sanak saudaranya yang tinggal di Bogor. Sebelum kembali ke rumah masing-masing asal tujuan semula, dimanfaatkan untuk mampir ke Alun-Alun Kota Bogor.

Dari pantauan POSBERITAKOTA di lapangan, mayoritas pengunjung dari kalangan keluarga. Kenapa mereka harus memilih mengisi libur Lebaran di Alun-Alun Kota Bogor? Selain tak harus membeli tiket masuk alias gratis, juga tak menguras dompet. Paling, mereka harus mengeluarkan sekadar untuk membeli aneka jajanan atau makan dan minum.

“Saya mah memang warga Bogor asli. Datang ke sini nggak perlu uang banyak. Paling buat jajan dan parkir motor. Saya berempat datang ke sini bersama istri dan dua anak, cuma pegang uang Rp 200 ribu, sudah cukup,” aku Ujang (34 tahun), warga asli Leuwiliang, Bogor.

Menurutnya berbeda jika harus berkunjung ke Ancol, TMII atau Kebon Binatang (KB) Ragunan. Minimal, kata Ujang, harus menyiapkan uang pegangan sebesar Rp 500 ribu atau Rp 1 juta. Hal itu sangat tidak mungkin, karena dirinya cuma sebagai pekerja kasar. Sedangkan pasca Lebaran, ia dan keluarganya harus punya pegangan uang.

Sarwadah (28 tahun), ibu muda dengan dua anak, juga mengungkapkan hal senada. Tidak mungkin memaksakan diri ke tempat wisata yang ada di Jakarta (Ancol – TMII – KB Ragunan). Karena pasti perlu uang banyak untuk tiket masuk dan harga-harga makanan yang tidak murah.

“Kebetulan, anak-anak mau diajak ke sini. Mereka bisa bermain dengan bebas di taman. Di Alun-Alun Kota Bogor sini, ya cuma duduk-duduk santai. Selebihnya, ya paling jajan makanan dan minuman seperlunya,” aku perempuan kelahiran Sukasari, Bogor, menambahkan.

Ramainya ribuan pengunjung di Alun-Alun Kota Bogor yang makin populer jadi pilihan tempat wisata, juga mendatangkan rejeki bagi ratusan pedagang. Mulai dari penjual minuman sejenis teh, sosis bakar, ice durian, bakso, mie ayam serta banyak lagi. Belum lagi beberapa pedagang aneka mainan anak-anak, juga ikut mengais rejeki.

“Jualan sosis bakar, banyak pembelinya, terutama dari kalangan anak-anak. Soal harga bervariasi, ada yang Rp 5000 sampai Rp 10.000,” terang Darta (41 tahun), pedagang sosis bakar yang sudah berjualan di Alun-Alun Kota Bogor sejak setahun lalu.

Di sisi lain lagi, pengamen tunanetra dengan suara merdu membawakan lagu-lagu shalawatan, meraih banyak simpati dari kalangan pengunjung. Belum lagi pengamen yang mengenakan boneka lucu, justru menarik anak-anak untuk berkenalan. Dari situlah kemudian mendapat saweran uang receh mulai dari Rp 2000, Rp 5000 sampai Rp 10.000,-.

Sementara itu diluar ramainya pengunjung Lebaran, seorang sopir angkot di Kota Bogor menginformasikan bahwa Alun-Alun Kota Bogor saat ini sudah ‘dikotori‘ hal yang berbau negatif. Bahkan, bisa mencoreng nama Kota Bogor itu sendiri.

Wah, sekarang mah, Alun-Alun Kota Bogor, sudah bertambah fungsi. Banyak cewek-cewek nakal yang mangkal cari mangsa di situ. Belum lagi kalangan transgender seperti homo seksual, lesbian dan macam-macam lagi. Saya melihat sudah tak terkontrol lagi,” cerita supir Angkot Kota 02 yang keberatan disebutkan namanya.

Mereka yang termasuk bakal bikin cemar Alun-Alun Kota Bogor, justru sama sekali tak mendapat perhatian dari petugas keamanan terkait. Maksudnya agar secepatnya ditertibkan, sebelum nantinya benar-benar menjadi penyakit masyarakat. Dan, bisa menularkan dampak negatif bagi kalangan remaja dan pelajar, khususnya di Kota Bogor.

Sebenarnya letak Alun-Alun Kota Bogor itu sendiri, jaraknya tidak lebih dari 25 meter dari Markas Kepolisian Metropolitan Kota (Mapolresta) Bogor. Pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor pun seharusnya tak boleh tinggal diam. Maksimalkan peran petugasnya, semacam Satpol PP, agar berani membersihkan, sebelum nantinya komunitas transgender dan praktek prostitusi sulit dikendalikan atau diberantas. © RED/PBK/AGUS SANTOSA

Related posts

Tetap Independen, KAUM WANITA KOSGORO Ingin Terus Berperan dalam Pembangunan

Redaksi Posberitakota

Legislator DPR RI, HJ INTAN FAUZI Gelar Tasyakuran HUT RI ke-78 & Beri Santunan ke 200 Yatim Piatu

Redaksi Posberitakota

Serukan Jaga & Kawal Bamus Betawi, EKI PITUNG Ngaku Banyak Diminta untuk Maju Jadi Ketua Umum

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang